Kamis, 11 Februari 2010


Huruf dasar (aksara nglegena)

Urutan dasar aksara Jawa banyak dikenal orang karena berisi suatu "cerita":
Hana Caraka (Terdapat Pengawal)
Data Sawala (Berbeda Pendapat)
Padha Jayanya (Sama kuat/hebatnya)
Maga Bathanga (Keduanya mati).
Bagi mereka yang kurang mengenal bahasa Jawa, diperlukan sedikit catatan.
  • /d/, /ɖ/, /j/, /b/, dan /g/ pada bahasa Jawa selalu dibunyikan meletup (ada hembusan h); ini memberikan kesan "berat" pada aksen Jawa.
  • ha, mewakili fonem /a/ dan /ha/. Bila aksara ini terletak di depan suatu kata, akan dibaca /a/. Aturan ini tidak berlaku untuk nama atau kata bahasa asing (selain bahasa Jawa).
  • da dalam penulisan latin dipakai untuk /d/ dental dan meletup (lidah di belakang pangkal gigi seri atas dan diletupkan). /d/ ini berbeda dari bahasa Indonesia/Melayu.
  • dha dalam penulisan Jawa latin dipakai untuk /ɖ/ (d-retrofleks). Posisi lidah sama dengan /d/ bahasa Melayu/Indonesia tetapi bunyinya diletupkan.
  • tha dalam penulisan Jawa latin dipakai untuk /ʈ/ (t-retrofleks). Posisi lidah sama seperti /d/ tetapi tidak diberatkan. Bunyi ini mirip dengan bila orang beraksen Bali menyuarakan 't'.

Aksara
Jumlah aksara / huruf pada hanacaraka berjumlah 20 buah tampak pada gambar berikut
.
 



Hanacaraka gaya Jawa, aksara-aksara dasar
Hanacaraka gaya Bali, aksara-aksara








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger